公用欄目


Join the forum, it's quick and easy

公用欄目

TKB:SD di HK(29)【代貼】

向下

TKB:SD di HK(29)【代貼】 Empty TKB:SD di HK(29)【代貼】

發表  ymchen 01.05.15 18:31


【代貼】

SUKA DUKA DI HONGKONG-Revisi
(在香港的苦與樂-修訂版)






Bagian ke tiga (1998 -2007)


SUKA DUKA DI HONGKONG. (2005)-Revisi

(Seri ke-29)

Penulis : Thio Keng Bou (張慶茂)
(Apr. 2015)



(1) Pak Lin meninggal mendadak
kena radang selaput otak


Januari 2005, saya tiba2 ditilpon oleh Lin Chang An, beritahu bahwa Lin Tjen Liang, atau Pak Lin meninggal dunia.  Saya kaget sekali, loh, 4 tahun lebih muda dari saya, dan sehat sekali badannya kok tiba2 meninggal? Saya lalu pergi ke rumahnya di North Point, isterinya beritahu bahwa Pak Lin pergi ke Fuchou, boncengan motor pada musim dingin, tidak pakai topi, mendapat serangan radang selaput otak yang akut,  begitu turun dari motor terus sakitnya luar biasa, dibawa ke rumah sakit, sudah tidak tertolong dan meninggal dunia di Fu Zhou.

Sungguh sedih sekali , baru mendapat sahabat karib yang cocok dan sering tukar fikiran mengenai soal2 sejarah dan politik, dan banyak membantu saya main computer, tiba2 sudah jalan duluan.

Saya bilang kepada isterinya, saya betul2 merasa kehilangan sekali, dan saya beritahu bahwa saya baru2 ini menemui kesulitan keuangan, pinjam kepada pak Lin 8000 HKD, ternyata isteri tidak tahu menahu soal ini, lalu dia bilang jangan bayar, kebetulan anaknya kepingin belajar piano kepada saya, sudahlah ajari dia main piano dan bayar uang lesnya dengan 8000 HKD yang saya pinjam dari pak Lin itu, saya bilang, ya anaknya sudah tingkat 8 Royal School Of Music, biasanya saya terima uang lesnya 1200 HKD, biarlah saya ajari dia 8 bulan piano untuk melunasi hutang saya kepada pak Lin.  Sampai tahun 2015 ini, anaknya Pak Lin yang namanya Lin Xiao Rong masih terus belajar piano kepada saya, tapi belakangan cuma sebulan sekali, atau paling banyak cuma 2 kali dalam sebulan, karena ia repot sekali dengan pekerjaannya sebagai penterjemah bahasa Inggeris di sebuah perusahaan di Hongkong. Kini tiap belajar dia bayar 500 HKD per jam, atau kalau dikurs uang Rupiah sama dengan 800 ribu Rupah per jam.



(2) Akiu Ping Xian meninggal dunia kena stroke


Akiu Ping Xian adalah adik kandung dari mertua perempuan saya, dia juga bersekolah di Ba Zhong, termasuk angkatan 50, tahun 1950 begitu lulus SMA dia pulang ke RRT untuk melanjutkan studinya, sekolah jurusan Bahasa Russia di Fakultas Keguruan di Peking, setelah lulus jadi dosen di situ. Tahun 1973 dia pindah ke Hongkong, karena tidak cocok dengan iklim politik di RRT, dia  bekerja sebagai verkooper (pegawai yang mencari order atau pesanan) dari perusahaan perabotan rumah tangga dari kayu, seperti lemari, meja tulis, meja makan dan lain2. Rela berpisah dari profesi sebagai dosen di Universitas, pindah ke Hongkong jadi verkooper yang harus keliling kota, masuk keluar toko2 meubel. Ada seorang teman saya, yang di Chungking jadi dokter, karena ijazahnya tidak berlaku di Hongkong, terpaksa bekerja jadi pelayan restoran yang sering di-bentak2 oleh kaptennya, sampai sering berkelahi dan berkenalan dengan polisi. Teman saya ini asal dari Pontianak, bahasa Inggerisnya jelek, maka dia tak mampu ikut ujian lagi di Hongkong untuk menjadi dokter yang legal membuka praktek.

Ya, begitulah kebanyakan Hoa Kiao asal Indonesia yang meninggalkan profesinya pindah ke Hongkong dan bekerja yang bukan profesinya, karena merasa kebebasan itu lebih penting.

Ia tinggal seorang diri saja setelah pensiun pada usia 70, dan tidak pernah pacaran apalagi menikah, jadi bujangan tua hidup sendiri. Dapat tunjangan social dari pemerintah Hongkong sebesar 3300 HKD, dan dia sendiri masih ada sedikit uang simpanan yang ditabung ketika bekerja. Cukuplah untuk hidup sederhana, karena kalau panggil ambulans ke rumah sakit, termasuk ongkos dokter ongkos tinggal di rumah sakit dan pengobatannya semuanya gratis, alias dibayar oleh pemerintah Hongkong. Begitulah sistim jaminan social di Hongkong untuk lapisan bawah masyarakat yang sudah berusia 70 tahun ke atas.

Kami sering menengok beliau, dan terakhir akan membawakan bacang beras, karena setiap hariraya Pe Cun, kami selalu makan bacang beras yang berupa nasi dibungkus daun bamboo dan isinya daging babi cincang yang ditumis dengan bawang putih dan kecap manis.

Pada suatu malam di Guangzhou, kami ditilpon oleh Huang Jiang Zi, sahabat karib Akiu Ping Xian, sama2 angkatan 50 Ba Zhong, dia beritahu bahwa kami berdua sebagai keluarga terdekat dari Wu Ping Xian dicari oleh polisi Hongkong, karena Akiu Ping Xian tiba2 meninggal dunia dalam perjalanan ke rumah sakit, supaya kami berdua segera pulang untuk mengurus  penguburannya.

Betapa sedihnya kami berdua, baru saja berjanji akan merayakan hari Pe Cun dan saya sudah pesan bacang beras yang special harus dibikin, karena di Hongkong semua bacang dari beras ketan. Keesokan paginya kami segera pulang ke Hongkong dan langsung ke kantor polisi, oleh polisi diceritakan bahwa polisi menerima tilpon 999 dari seorang pemuda, katanya Wu Ping Xian baru keluar dari apartemen dimana dia tinggal, mau turun lift, tiba2 berteriak kesakitan dan jatuh di depan pintu lift, pemuda itu tilpon 999 panggil ambulans, namun dalam perjalanan ke rumah sakit, akiu Ping Xian sudah tidak bernafas lagi.  Menurut dokter karena pendarahan dalam otak. Sekarang jenazahnya berada di kamar es. Rumahnya disegel, sebulan kemudian baru boleh dibuka bersama petugas dari kepolisian.

Saya dan isteri lalu beritahu kepada enci piauwya Siu Ling dan adik piauwnya Hoang Geng di Fu Shan, untuk ber-sama2 mengurus jenazah Akiu bersama itu. Kami undang teman2 Akiu di Hongkong berdasarkan alamat yang diberikan oleh sahabat karib Akiu tersebut, juga mengundang mantan murid Akiu ketika mengajar di Peking yang ada di Hongkong, untuk melihat wajah Akiu di rumah duka di Kowloon. Yang datang ada kira2 30 orang lebih, keesokan paginya dibawa ke tempat perabuan, abunya disimpan di Fu Shan sesuai dengan pesan Akiu ketika masih hidup.

Semua ongkos untuk di rumah duka dan beli peti mati sampai perabuan jenazahnya dibayar penuh oleh pemerintah Hongkong, demikian peraturan yang berlaku dari pemerintah Hongkong terhadap orang tua yang hidupnya dari bantuan social pemerintah seperti Akiu Ping Xian.



(3) Ko Dolih meninggal dunia kena asthma berat


Ko Dolih adalah Thio Tjoan Keng, putera sulung dari Thio Tjhoen Pang, dan Thio Tjhoen Pang adalah koko paling tua dari ayahku. Ia mempunyai 4 anak, pertama Thio Souw Bwee, kedua Thio Giok Bwee. Ketiga Thio Cun Bwee dan yang bungsu Thio Siao Ping.  Semuanya sudah menikah dan masing2 punya rumah yang mereka beli dari hasil tabungannya.  Penghidupan rakyat Tiongkok sejak jaman Deng Xiao Ping memang mengalami perubahan besar, asal mau bekerja keras dan ada kesempatan dan ada hubungan dengan pejabat, maka hidupnya akan lumayan meningkat.  Anak tertua pada 1981 menikah dengan polisi, ketika tahun 2005 ini pangkatnya sudah Kolonel Polisi, kalau mujur tahun depan akan naik pangkat menjadi Brigadier Jenderal Polisi katanya, Jadi semua anak2nya mendapat kesempatan bekerja di instansi yang bagus, sehingga bisa menabung dan membeli apartemen pemerintah yang harganya lebih kurang 100 ribu Ren Min Bi, jadi cuma seperempat dari harga apartemen kami di Tian He Guang Chang. Ko Dolih dan isterinya sudah pensiun, mereka berdua menerima uang pensiun 2000 Ren Min Bi sebulannya, hidupmya sederhana dan pas pasan di GuangZhou.. Setiap tahun setelah saya beli rumah di Guangzhou, saya selalu mampir di rumah ko Dolih, kadang2 menginap di situ satu sampai dua malam. Dan ko Dolih juga sudah 2 kali pulang jalan2 ke Indonesia dan mampir ke rumah saya di Hongkong. Ketika rumah saya selesai direnovasi, dia masih sempat melihatnya.

Rumah kami itu pernah saya serahkan untuk mereka ramai2 tinggal pada tahun 1998-1999. Dan biasanya saya berikan kunci rumah kepada Giok Bwee, puteri keduanya untuk sering2 diperiksa, disapu bersih, ketika apartemen saya itu kebanjiran, adalah Giok Bwee yang melihat kemudian membersihkan dari kotoran2nya, dan setiap bulan saya selalu memberikan uang beberapa ratus Ren Min Bi kepada Giok Bwee atas jerihpayahnya menjaga apartemen saya itu. Giok Bwee bekerja di Guangzhou sebagai guru Taman Kanak2, suaminya bekerja di pabrik makanan, anaknya masih sekolah tinggi.

Pada suatu hari kami berdua kembali ke Guangzhou, baru sampai di Tian He, mendapat SMS dari Deasy Thio keponakan saya anak dari Keng Hin yang sedang berobat di Guangzhou, isinya adalah ko Dolih (dia panggil Toape Dolih) masuk ICU di RS. Betul2 terkejut hati saya, saya langsung pergi ke Rumah Sakit Nan Fang yang letaknya di sebelah kompleks perumahan ko Dolih tinggal,  setiba di situ, ko Dolih sudah menghembuskan nafasnya yang terakhir. Isterinya dan semua anak2 dan menantunya lengkap ada di situ.  Kata Souw Bwee, ko Dolih pagi itu tiba2 sesak nafas, memang dia selama ini sering keluar masuk rumah sakit, karena menderita sakit astma yang berat, sudah setahun sering menggunakan tabung oxygen untuk membantu pernapasannya jika sedang kumat penyakitnya.

Saya ikut hadir dalam upacara perpisahan di rumah duka Guangzhou beberapa hari kemudian, dan ikut melihat jenazahnya diperabukan. Sesuai dengan pesannya, abu Ko Dolih disebar ke laut, di muara Sungai Mutiara. Ko Dolih meninggal dunia dalam usia 71 tahun.



(4) Ulang Tahun ke-60 Sekolah Ba Zhong di Jakarta


Sejak 1995, setiap 5 tahun sekali diadakan pesta besar2an untuk memperingati ulang tahun berdirinya sekolah Ba Zhong. Tahun 1995 di Hongkong, tahun 2000 di Jakarta, dan tahun 2005 di Jakarta lagi. Menurut rencana akan hadir 5000 orang mantan pelajar Ba Zhong dari seluruh dunia yang hadir dalam ulang tahun ke 60 ini.

Kami berdua sama2 dari Ba Zhong, saya angkatan 57, isteri saya angkatan 68. Maka kami putuskan akan ikut dalam pesta besar ultah ke-60 ini, sekalian jalan2 lagi ke Indonesia.  Sekolah Ba Zhong sejak 1966 sudah ditutup, tapi semangat persaudaraan dan persatuan dari mantan guru dan pelajarnya masih terpelihara baik, setiap angkatan selalu mengadakan re-unie setahun sekali, bahkan ada yang setiap bulan kumpul di restoran untuk yamcha dan ngobrol. Kalau dari angkatan 57 dimana saya tergabung 3 bulan sekali kumpul2 yamcha, harga makanannya 200 HKD, tapi setiap anggota cuma dipungut beaya 50 HKD saja, selebihnya dibayar oleh dana khusus yang menerima sumbangan dari anggota angkatan yang sukses bisnisnya di Hongkong.

Pesta besar2an ini dilakukan 2 kali di Jakarta, pertama tanggal 12 Agustus 2005 di Aula besar di Mangga Dua, yang bisa menampung 5000 orang, dan kedua pada keesokan harinya  di sebuah restoran besar dekat tepi pantai. Setiap pesta, disamping makan2 juga ada acara keseniannya. Lagu ciptaan saya Nostalgy Alumni sekali lagi dinyanyikan oleh paduan suara Ba Zhong Jakarta pimpinan Ibu Irawaty.

Kali ini kami berdua ditampung di Hotel Red Top,  di Pecenongan, yang letaknya dekat rumah ayah saya di Asem Reges. Jadi pada acara bebas sempat jalan kaki ke rumah Papa, ngobrol penjang lebar dengan Papa dan Keng Houw di rumah.

Disamping ada 2 kali pesta besar, ada pula pesta kecil yang dibikin oleh masing2 angkatan, misalnya angkatan 57 saya bikin pesta di Anyer, tepi pantai Pulau Jawa, menginap ramai2 di resort hotel di situ. Tapi saya tidak ikut karena mantan Ketua PPI Jawa Barat Kwee Sian Haow datang dari Semarang, khusus untuk bertemu dengan saya, dia sudah beli apartemen di Tangerang.  Sedangkan angkatan 68 dari isteri saya bikin pesta di taman Safari, pinggiran kota Bogor. Juga menginap satu malam di Hotel Safari itu.

Pada tanggal 12 Agustus 2005 itu juga, sahabat karib saya Sim Liang Tje membikin pesta ulangtahun ke 65, sudah bikin Indonesian rijstafel di rumahnya di Pulo Emas sebelah Kelapa Gading.  Sayang sekali waktunya bentrok dengan pesta Ba Zhong, jadi tidak sempat pergi menghadirinya.



(5) Re-unie dengan mantan anggota PPI Jakarta


Menggunakan kesempatan berada di Jakarta, sayapun mengadakan re-unie dengan mantan anggota PPI. Pertama dengan Kwee Sian Haow yang khusus datang dari Semarang, Kwee Sian Haow mengajak saya menginap di apartemen yang dia baru beli di Tangerang, bermalam di situ. Sebelumnya saya dengan dia keliling kota Jakarta dengan mobilnya dan ngobrol panjang lebar, mengenai tempo doeloe di Bandung, mengenai situasi politik Indonesia, dan sejarah Indonesia modern sejak revolusi Agustus 45, yang menjadi perhatian bersama kami berdua.

Jabatan terakhir di PPI, sama2 anggota  Pleno PPI Pusat, dan ketua serta wakil ketua PPI Daerah Jawa Barat. Saya pergi ke RRT, dan Kwee Sian Haow mendekam dalam penjara orde baru selama 9 tahun lamanya. Keluar dari penjara dia bekerja sebagai pegawai asuransi di Semarang, lama2 naik pangkat sampai jadi direktur perusahaan asuransi New York Life seluruh Jawa Tengah.

Apartemen Kwee di Tangerang cukup besar hampir sama besarnya dengan apartemen saya di Tian He Plaza Guangzhou. Ketika tahun 1998 Kwee jalan2 ke Hongkong, saya pernah ajak dia ke Guangzhou, juga menginap di apartemen saya di Tian He Guangzhou yang baru saya beli, jadi kini gantian saya menginap di apartemennya di Tangerang.

Dengan Kwee ini saya termasuk paling banyak berdiskusi mengenai soal PPI dan soal G30S yang membikin kami berdua berpisah selama 20 tahunan, pada pokoknya pendapat kami banyak persamaan, hampir tak ada perbedaannya, diskusi dua kali di Hongkong ketika dia datang jalan2 ke rumah saya, diskusi melalui internet (email), dan kali ini langsung berhadapan muka, sepanjang jalan dan sampai larut malam di apartemen dia terus tak habis2nya ber-bincang2. Ketika G30S meletus, dia sudah duduk di tingkat terakhir jurusan Farmasi ITB Bandung, karena keanggotaannya di CGMI, maka dia diusir dari ITB, dan belakangan ditangkap masuk penjara. Dilepaskan kembali setelah 9 tahun dan dinyatakan tidak bersalah dan tidak ada bukti untuk dibawa ke pengadilan. Ya, gara2 G30S, jutaan yang mati konyol dan ratusan ribu yang harus masuk penjara tanpa dosa apa2, alasan penguasa orde baru adalah demi keselamatan Tapol B dan Tapol C yang dicurigai terlibat G30S, belakangan atas desakan dunia internasional, satu persatu orang tidak berdosa yang ditahan ber-tahun2 dilepas kembali.,Tapi dalam KTPnya dicetak eks tapol, dijadikan warganegara kelas dua.  Inilah yang namanya politik yang kotor dalam dunia perpolitikan di Indonesia.  Sampai tahun 2015, kewarganegaraan Indonesia saya, Thio Keng Bouw sudah hampir 50 tahun dicabut dan belum dipulihkan kembali,.  Gus Dur dulu mau memulihkan kewarganegaraan orang seperti saya, tapi ditentang keras oleh orang2 anti Komunis termasuk anak buahnya, jadi terus ter-katung2 sampai tahun 2015, ketika memori ini saya tulis. Namun saya yakin, pada suatu hari pemeintah Indonesia akan sadar kesalahannya yang main cabut kewarganegaraan kami2 ini.

Re-unie kedua saya lakukan di Restoran Singapura di jalan Batu Ceper dekat rumah saya. 19 mantan anggota PPI Jakarta yang saya undang makan2 di situ, yaitu Tjoe Peng Hin dan isteri, Ong Lee Sin dan isteri, Tan Kwat Tiam dan isteri, Tjong Han Tjiang dan Tan Bwee Lan suami isteri, Lay Oen Kwie (saya lupa apa isteri ikut datang), The Gin Nio dan suaminya,  The Bun Cun dan isteri, Atek dan isteri, , Tan Swie Ling, Phoa Beng Ho, Sim Liang Tje, dan Kwa Khay Twan, ketika itu Kwee Sian Haow sudah pulang ke semarang.

Tadinya ada rencana untuk ke Bandung lagi, namun waktu sudah tak mengijinkan, saya harus pulang ke Hongkong, untuk mengajar piano, masih ada murid piano yang harus dibimbing untuk ujian The Royal School Of Music London, yang setiap tahun,  ujiannya jatuh pada waktu Agustus sampai Desember.



(6) Dr Sen Sao Hoa dari Nan King
datang ke Hongkong


Dokter Sen Sao Hoa, adalah dokter yang pernah selama 11 tahun hidup bersama dengan saya ketika jadi tamu Negara di RRT pada 1966-1977. Termasuk dokter yang paling akrab hubungannya dengan saya, di antara sekean banyak dokter yang berpraktek di poliklinik untuk orang Indonesia.  Dan Dr Sen sendiri termasuk yang rajin belajar bahasa Indonesia, sering bertanya ini dan itu dalam bahasa Indonesia, dan dia selalu mencatat, setiap ada kesempatan selalu belajar dan latihan praktek apa yang telah dipelajarinya.

Saya pernah menderita sakit usus 12 jari, ber-tahun2 berobat tak ada hasilnya akhirnya pada tahun 1974 Dr Sen memberikan saya ramuan obat tradisionil Tiongkok, entah dari mana dia peroleh, setelah 3 bulan makan obat itu, penyakit saya sembuh dan tak pernah kumat2 lagi sampai tahun 2015 ini.  Juga ada dua puteri teman saya yang menderita sakit kanker darah, sudah 6 tahun berobat kepada dokter Barat yang top di Shanghai, tetap tak ada hasilnya, kata dokter Barat Tiongkok itu, di dunia belum ada obatnya.  Akhirnya atas usul Dr Sen supaya jangan berobat kepada dokter Barat, melainkan berobat kepada dokter tradisionil yang belajar kedokteran tradisionil kepada ayahnya, akhirnya disembuhkan samasekali, dan sampai tahun 2015 masih segar bugar dan sehat, malahan saudaranya yang ketika itu sehat walafiat sudah meninggal dunia di Belanda dan di Swedia, juga sakit kanker. Dokter di Eropa itu belum mampu menyembuhkannya. Dokter Sen sendiri belajar kedokteran Barat, tapi dia percaya kepada pengobatan tradisionil tusuk jarum dan makan obat dari ramuan jamu Tiongkok.

Sakit kanker buat ilmu kedokteran Barat masih sulit disembuhkan, tapi oleh pengetahuan kedokteran tradisionil Tionghoa sudah bukan masalah lagi.

Saya pernah baca banyak literature mengenai kedokteran, kalau sakit kanker jangan se-kali2 mencari dokter Barat, sebab berarti mempercepat kematiannya. Banyak teman saya dan ibu kandung saya sendiri yang meninggal dunia dengan cepat karena kemo terapi yang merusak sel2 yang bagus disamping sel2 kanker yang ganas.

Teori ilmu kedokteran Barat dengan Tradisionil Tiongkok berbeda, Tiongkok menggunakan teori positif dan negatif, Im dan Yang, Panas dan dingin, kering dan basah, ini tidak ada dalam kamus kedokteran Barat.

Dr Sen sebelum datang ke Hongkong sudah ada hubungan tilpon dengan saya, maka ketika dia dan isterinya mau jalan2 ke Hong Kong saya ditilponnya, dan begitu tiba di Hongkong segera dia tilpon dan beritahu alamat Hotelnya di Pulau Tsing Yi.  Saya mengajak Chan Chung Tak yang juga kenal dengan Dr Sen, pergi ke Hotel tempat beliau bermalam, ngobrol panjang lebar tentang tempo doeloe. Senang juga bisa jumpa dengan dokter yang baik hati yang bisa memadukan kedokteran Barat dengan tradisionil Tionghoa.



(7) Danur dan Vlami dari Swedia datang Hongkong


Danur adalah anggota grup band musik saya di STM Tjiangsi, ia main suling, saya main piano, Giok Tjing main akordeon, Gatut main gitar pengiring, Hananto main gitar bass. Band musik ini selalu meramaikan setiap malam kesenian atau malam gembira bersama antara orang Indonesia yang jumlahnya 200an dengan orang2 Tiongkok yang jumlah 150 lebih, yaitu interpreter, dokter, guru Taman Kanak2 dan Sekolah Dasar, juru masak di kantin, supir, tukang masak air panas untuk minum dan mandi, pimpinan kantor Tiongkok dan pegawai administrasinya, dan 120 (satu kompi) Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok yang menjaga keamanan kita di desa itu.

Vlami Sitepu adalah isteri dari Danur, adik kandung dari Bambang Sitepu dan Fadjar Sitepu yang pernah saya ceritakan dalam serial SUKA DUKA DI HONGKONG tahun 1986.  Vlami pernah belajar akordeon kepada saya, tapi belakangan karena kesibukan sekolah kedokterannya, dia berhenti dan tidak pernah pegang akordeon lagi.

Di antara keluarga Sitepu yang paling sering ke Hongkong adalah Bambang, yang isteri Shanghainya punya orang tua yang bermukim di Hongkong, kedua adalah Fadjar Sitepu, yang pergi ke RRT untuk mencari isteri Bangsa Tionghoa, adiknya Vlami baru muncul pada tahun 2005 ini bersama suaminya, sedangkan adiknya yang bungsu Nani, dan suaminya Danar (abangnya Danur) belum pernah kelihatan mata hidungnya di Hongkong, cuma puteranya pernah datang ikut pakdenya Bambang main ke Hongkong.

Hubungan saya dengan keluarga Sitepu sangat akrab di RRT, sudah seperti keluarga sendiri saja, ketika ibunya pergi ke Shanghai menemani Nani berobat, dan tiga anak2nya sekolah di Nanchang, kunci rumahnya di STM diserahkan kepada saya untuk mengurusnya.

Dengan Vlami dan Fadjar saya ada perbedaan pendapat mengenai soal2 yang menyangkut sejarah PKI, apalagi setelah saya diberi cap macam2 (26 macam) oleh para mantan anggota PKI di Eropa, seperti antek Suharto, anjing Suharto, agen CIA, nama saya Thio Keng Bouw diganti dengan Tahi Kerbau Bau dan lain2. Tapi Bambang dan Nani samasekali tidak mau beri komentar apa2, begitu pula dengan Danar dan Danur abang beradik. Tapi perbedaan pendapat ini tidak membikin kami menjadi musuh, cuma agak renggang hubungannya jika dibandingkan dengan tempo doeloe ketika di RRT.

Saya memerlukan waktu untuk mengantar mereka suami isteri untuk jalan2 cuci mata di Nathan Road, daerah pertokoan yang paling ramai di Hongkong yang panjangnya 4 KM. Bicara soal2 yang sependapat saja, yang berbeda masing2 sudah tahulah dan tidak di-singgung2 sama sekali.



(8) Pimpinan PKI Keblinger?


Tanggal 7 Oktober 2005, dalam milis HKSIS tiba2 muncul tulisan dari Maria Harsono yang mengajukan pertanyaan, mengapa Presiden Sukarno mengatakan pimpinan PKI keblinger? Surat Maria Harsono ini akhirnya mendapat tanggapan dari banyak orang dan menjadi perdebatan sengit, jika para pembaca ingin mengetahui sebagian dari perdebatan itu bisa dibaca di Google, tulis PIMPINAN PKI KEBLINGER , disitu ada tulisan panjang dari Maria Harsono, Harjosutejo dan Asahan Aidit (adik kandung DN Aidit), Sulastomo (HMI) dan lain2.

Keblinger artinya sok pinter padahal goblok. Bagaimana pendapat saya sendiri?

Melalui perdebatan dalam millis HKSIS selama 3 tahun (2005-2008), akhirnya saya memperoleh satu kesimpulan yang saya tulis dalam sebuah analisa berjudul《MENGAPA PKI KALAH?》 pada Mei 2008.  Kalau dapat saya ringkaskan pendapat saya itu, PKI memang sudah dilahirkan untuk menuju kekalahan, PKI telah menggali liang kuburnya sejak tahun 1920, PKI dilahirkan oleh utusan Lenin dari Internasionale ke-3, sebagai cabang dari Partai Komunis Uni Soyet yang tidak berakar di bumi Indonesia, merumuskan garis politik, garis ideology dan garis organisasi yang dicetak di Moskow, yang tidak mungkin bisa berakar dan panjang umurnya di Indonesia. Perjuangan PKI tidak dapat dipisahkan dari perjuangan Blok Uni Sovyet dalam perang dingin melawan Blok Amerika, maka dapat kita saksikan betapa galaknya PKI dalam mengganyang Blok Kapitalis yang dikepalai oleh USA,  menjadikan USA sebagai musuh nomer satu, kemudian menjadikan yang disebut 3 setan kota dan 7 setan desa menjadi musuh utama dalam negeri.  Garis politik PKI yang ultra kiri ini memuncak pada tahun 1965, para anggotanya disuruh membaca karya Lenin《TESIS APIRIL》dan《NEGARA DAN REVOLUSI》, karya Lenin yang ditulis menjelang Revolusi Oktober.  G30S adalah petualangan PKI yang meniru revolusi Oktober, tapi karena tidak mendapat dukungan dari Bung Karno, maka pimpinan PKI menjadi kebingungan, kemudian menggantungkan keselamatan partainya, massa anggota dan kadernya kepada penyelesaian politik dari Bung Karno yang tak kunjung tiba. Bung Karno sendiri memang tidak suka perang dalam negeri. Berusaha menjadi penengah konflik terbuka antara Angkatan Darat dengan PKI, usaha Bung Karno gagal, karena Angkatan Darat sudah mengamuk, membalas dendam atas dibunuhnya secara kejam jenderal2 TNI di Lubang Buaya. Ini yang membikin korban 3 juta (angka 3 juta ini bersumber dari keterangan Sarwo Eddue, mertua dari Presiden SBY, angka pastinya tidak ada yang tahu, karena tak mungkin ada yang mampu menghitungnya) nyawa rakyat tak berdosa dibantai secara kejam oleh oknum2 anti Komunis di Indonesia. Kita harus mengutuk kebiadaban oknum2 anti Komunis di Indonesia Sebab matinya 7 perwira TNI dibalas dengan pembunuhan biadab rakyat tak berdosa.

Partai Komunis Uni Sovyet sendiri yang menjadi ibu dan sekaligus bidan dari bayi PKI akhirnya membubarkan diri dan tamat riwayatnya di Uni Sovyet, ternyata Partai Komunis Uni Sovyet itu tidak panjang juga usianya, apalagi PKI. .

Banyak orang yang berdebat sekitar siapa dalang G30S, kenapa PKI keblinger, siapa yang memerintahkan membunuh 7 jenderal dan lain sebagainya, semuanya cuma buang2 waktu mendiskusikan satu peristiwa yang serba misterius dan banyak dokumen2 rahasia dari CIA, KGB dan Badan Keamanan Tiongkok yang belum disingkap.  

Jika kita menggunakan pandangan materialisme dialektik dan histori, maka kita harus mulai membuka sejarah PKI dari 1920-1965 berdasarkan dokumen2 yang sudah dibuka, di situ kita akan mendapat jawabannya





【第二十九集結束】

【請續看下一集】







ymchen

文章數 : 667
注冊日期 : 2012-11-08

回頂端 向下

回頂端


 
這個論壇的權限:
無法 在這個版面回復文章